apakah boleh puasa asyura tanpa puasa tasua
PuasaTasu`a, yang dianjurkan dilaksanakan pada tanggal
PuasaAsyura 2021 dilaksanakan pada Kamis, 19 Agustus 2021, sedangkan puasa Tasu’a dilaksanakan pada Rabu, 18 Agustus 2021. Ada beberapa keutamaan yang bisa didapatkan ketika melaksanakan ibadah puasa sunnah di bulan Muharram, Resep Gulai Kambing Tanpa Presto untuk Persiapan Hidangan Hari Raya Idul Adha 2022 9 Juli 2022,
Padapuasa Tasua dan Asyura, umat Muslim bisa melafalkan doa dan niat khusus. Dikutip situs resmi NU, simak beberapa niat dan doa puasa Tasua dan Asyura berikut ini. Baca Juga: PKH Lansia dan Disabilitas Cair Agustus 2022 Rp600.000, Login cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima. Pertama, niat puasa Tasua:
Sementara puasa Asyura dilaksanakan tanggal 10 Muharram setiap tahunnya atau pada tahun ini jatuh pada tanggal 8 Agustus 2022. Baik puasa Tasua ataupun puasa Asyura keduanya harus diawali dengan niat, sebelum menjalankan ibadah puasa tersebut. Berikut niat puasa Tasua: "Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala."
Meskihukumnya sunnah, namun puasa Asyura memiliki sejumlah keistimewaan. Baca Juga: Doa Buka Puasa Tasua dan Asyura 2021: Lengkap Artinya. Selain itu kalian juga perlu tahu jadwal Puasa Tasu'a dan puasa Asyura 2021. Selengkapnya 18:30 WIB. Bacaan Niat Puasa 10 Muharram 1443 H dan Manfaatnya
Meilleur Site De Rencontre Suisse Gratuit. Puasa Asyura merupakan salah satu puasa sunnah yang dilakukan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Namun dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa melaksanakan Puasa Asyura juga harus diikuti dengan puasa Tasua puasa satu hari sebelum Asyura atau setelah asyura, yakni tanggal 11 ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم صام يوم عاشوراء فقالوا يا رسول الله إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم فإذا كان العام المقبل إن شاء الله تعالى صمنا اليوم التاسع، قال فلم يأت العام المقبل حتى توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم“Dari Ibn Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah SAW berpuasa hari Asyura, kemudian para sahabat berkata, “Wahai Rasul SAW, sesungguhnya asyura adalah hari agung bagi kaum Yahudi dan Nasrani,” kemudian Rasul berkata, “Jika tiba muharram tahun depan, insya Allah kita berpuasa di hari kesembilan. Ibn Abbas berkata, “Rasulullah wafat sebelum datang bulan Muharram tahun ini menunjukkan keinginan Rasul untuk melakukan puasa sebelum hari asyura. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berikut, juga dijelaskan bahwa Rasul memerintahkan untuk berpuasa di hari sebelum atau sesudah hari asyura, agar berbeda dengan kaum يوم عاشوراء وخالفوا اليهود وصوموا قبله يوما وبعده يوما“Berpuasalah di hari Asyura, dan jangan menyamai kaum Yahudi, berpuasalah kalian satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya.”Lalu, bagaimana jika kita hanya puasa Asyura saja, tidak disertai dengan puasa tasua 9 Muharram atau setelah Asyura 11 Muharram? Bolehkah demikian? Akankah kita termasuk golongan Yahudi jika tidak berpuasa sebelum atau sesudah Asyura?Mari kita kaji!Di hadis pertama, sama sekali tidak ada nash sharih ketentuan secara jelas keharusan untuk melakukan puasa dua hari, baik Asyura dengan hari sebelumnya, maupun Asyura dengan hari tidak ada ketetapan yang jelas tersebut para ulama berbeda pendapat. Imam an-Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat terkait hal Imam as-Syafii dan para pengikutnya menjelaskan bahwa pernyataan Nabi ingin menambah hari puasa Muharram adalah upaya menyempurnakan kebaikan puasa di bulan Muharram, walaupun ada kesan ingin berbeda dengan kaum Yahudi. Menurut Imam as-Syafii, ada hadis lain yang menjelaskan keutamaan puasa di bulan Muharram, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalur Abu Hurairah, yaituأفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم“Puasa terbaik setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.”Dari pendapat Imam as-Syafii tersebut bisa disimpulkan bahwa menambah puasa di tanggal kesembilan Muharram sebagaimana yang ingin dilakukan Rasul adalah kesunnahan bukan kewajiban dan pendapat ulama yang menyebutkan bahwa puasa yang diinginkan Rasul adalah untuk tidak menyerupai kaum Yahudi. Hal ini juga didasarkan pada hadis kedua riwayat Imam Ahmad yang telah disebutkan di atasصوموا يوم عاشوراء وخالفوا اليهود وصوموا قبله يوما وبعده يوما“Berpuasalah di hari Asyura, dan jangan menyamai kaum Yahudi, berpuasalah kalian satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya.”Sayangnya, hadis ini adalah hadis daif, bahkan disebutkan sebagai hadis yang mungkar oleh Imam as-Syaukani, sebagaimana disebutkan oleh al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan al-Mubarakfuri, Nabi tidak selamanya berbeda dengan ahlul kitab Yahudi, dalam beberapa hal, nabi melakukan hal yang dilakukan oleh ahli kitab, atau terkadang kasus puasa Asyura ini, Rasul malah pernah bersabda bahwa kaum muslim lebih berhak memperingati kemenangan Nabi Musa dengan berpuasa di hari Asyura, sebagaimana dilaksanakan oleh ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ“Dari Ibn Abbas RA, ketika Rasul SAW sampai di kota Madinah, Rasul melihat orang Yahudi berpuasa hari Asyura, kemudian Rasul bertanya kepada Yahudi tersebut, “Apa yang kau lakukan hari ini?” Yahudi itu menjawab, “Ini adalah hari yang baik, hari diselamatkannya Bani Israil dari para musuh-musuhnya, sehingga Nabi Musa AS. berpuasa pada hari ini.” Rasul kemudian bersabda, “Aku lebih berhak atas Musa dari pada kalian.” Kemudian Rasul berpuasa dan memerintahkan kepada para sahabat untuk pendapat yang mengatakan bahwa hadis pertama di atas adalah keinginan Rasul untuk memindah puasa Asyura dari tanggal 10 ke tanggal 9. Ada juga yang berpendapat bahwa Rasul ingin melakukan puasa di dua hari tersebut. Nah, untuk berhati-hati ihtiyath, maka para ulama melaksanakan puasa di dua hari tersebut, bahkan ada juga para sahabat dan tabiin, sebagaimana disebutkan dalam Umdatul Qari dan Faidhul Qadhir, yang melakukan puasa hingga tiga hari, yakni tanggal 9,10, dan 11 Muharram, dengan alasan untuk berhati-hati dengan hadis pertama di hadis di atas tidak disebutkan dengan jelas, apakah Rasul ingin mengganti puasa Asyura dari tanggal 10 ke tanggal 9, atau menambah puasanya menjadi dua hari. Untuk itu, para ulama melakukan puasa dua hari, bahkan tiga tiga pendapat tersebut, Imam an-Nawawi sendiri cenderung lebih mengunggulkan pendapat yang pertama, yakni pendapat Imam as-Syafii yang menyebutkan kesunahan menambah satu hari sebelum tanggal Imam as-Syafii ini juga didukung dengan bukti bahwa Imam as-Syafii memperbolehkan kita hanya puasa di tanggal 10 Muharram Asyura saja, tanpa menambah di tanggal 9 atau 11. Akan tetapi lebih baik jika ditambah. Hal ini disebutkan juga oleh Sayyid Muhammad Syatha’ dalam Ianatut الأم لا بأس أن يفرده أي لا بأس أن يصوم العاشر وحده“Dalam kitab al-Umm karangan Imam as-Syafii dijelaskan bahwa tidak masalah jika hanya berpuasa satu hari saja, yakni tidak masalah jika berpuasa di tanggal 10 Muharram saja.”Wallahu A’ ini sebelumnya telah dimuat di Islamidotco dengan judul “Bolehkah Berpuasa Asyura Saja tanpa Berpuasa Tasua atau 11 Muharram?” pada tanggal 20 September 2018.
JAKARTA - Bolehkan bila puasa asyura tanpa didahului puasa asyura? Berikut ini penjelasannya dan niat puasa. Puasa sunah di Bulan Muharram merupakan satu diantara amalan bagi umat Islam yang sangat dianjurkan. Adapun puasa khusus Bulan Muharram paling utama adalah puasa Asyura, namun untuk melengkapinya agar lebih afdhal maka dianjurkan untuk berpuasa sebelum dan sesudah puasa Asyura. Mengapa demikian? Puasa sehari sebelum puasa Asyura disebut puasa Tasua, sedangkan puasa sesudah Asyura adalah puasa tanggal 11 Muharram. Tambahan puasa sunnah sebelum dan sesudah puasa Asyura adalah sebagai pembeda dari puasa orang Yahudi. Baca juga Benarkah Melaksanakan Puasa Asyura 10 Muharram Mengikuti Tradisi Yahudi? Ini Penjelasannya Sehingga jumlah puasa sunnah di bulan Muharram sebanyak 3 hari pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram atau pada Hari Rabu, Kamis dan Jumat tanggal 18, 19, 20 Agustus 2021. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhua bahwasanya dia berkata Rasulullah SAW ketika berpuasa asyura dan memerintahkan perintah sunnah manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata ya Rasulullah Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Rasulullah SAW pun berkata apabila datang tahun depan insya allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram. Berkata Abdullah bin Abbas “belum sempat tahun depan tersebut datang ternyata Rasulullah telah wafat, HR Muslim 1134/2666 Lebih bagus lagi jika ditambah hari ke 11 seperti dalam sebuah riwayat dari sahabat Abdullah Ibn Abbas Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi yaitu berpuasalah kali sehari sebelumnya atau sehari setelahnya Ibnu Khuzaimah2095 Baca juga Niat dan Keutamaan Puasa Asyura dan Tasua, Dosa Setahun Lalu Dihapus? Ini Kata Syafiq Riza Basalamah Selain amalan puasa ada beberapa ibadah lain seperti bersedekah, menyantuni anak yatim, silaturahmi dan semua amalan sholeh lainnya. Pada Puasa Tasua' tahun ini juga bertepatan dengan puasa sunnah Kamis bisa mendapatkan dua keutamaan dari puasa sunnah Kamis dan puasa Tasua itu sendiri.
Unsplash Puasa Asyura tanpa mengawali Tasua – Banyak yang bertanya-tanya bolehkan melaksanakan puasa Asyura tanpa Tasua yang dikerjaan sehari sebelumnya? Agar tidak salah pemahaman, simak ulasan lebih lanjut mengenai pengerjaan puasa Asyura berikut ini. Seperti yang kita tahu, amalan mengenai puasa Ayura dikerjakan saat hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram atau tepatnya 8 Agustus 2022. Namun dalam riwayat Nabi Muhammad SAW, beliau menyarankan umatnya untuk mengamalkan puasa Tasua sehari sebelumnya. Tetapi fakta yang terjadi, banyak umat Muslim yang terlewat mengerjakan puasa Tasua namun ingin tetap melaksanakan puasa Asyura. Lantas bolehkah jika melaksanakan puasa Astura namun meninggalkan puasa Tasua? Puasa Asyura sendiri diketahui memiliki banyak keutamaan bagi yang mengerjakannya. Salah satunya diampuninya dosa seorang hamba setahun lalu dan setahun yang akan datang. Ini mengapa mengamalkan puasa Asyura 10 Muharram memiliki keutamaan yang begitu besar, dan sayang jika ditinggalkan begitu saja. Baca Juga Cek Jadwal Lengkap Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Dekat Idul Adha Melaksanakan puasa Asyuran tanpa puasa Tasua Dilansir dari laman resmi NI, Ustadz Alhafiz Kurniawan mengatakanm merujuk kitab Al-Umm’ karya Imam Syafii, melaksanakan puasa Asyura tanpa terlebih dahulu puasa yang lain adalah diperbolehkan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
- Amalan di Bulan Muharram paling utama adalah mengerjakan puasa sunnah. Terutama puasa Tasu'a dan Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Tahun ini, tanggal 9 dan 10 Muharram jatuh pada Minggu, 7 Agustus 2022 dan Senin, 8 Agustus 2022. Dikutip dari sebelum melakukan Puasa Asyura dianjurkan untuk melaksanakan Puasa Tasu'a. Lantas bolehkah jika hanya melaksanakan puasa Asyura, tanpa berpuasa Tasu'a sehari sebelumnya? Menurut penjelasan Buya Yahya, puasa Asyura tanpa puasa di hari Tasu’a hukumnya adalah boleh dan sah. Puasa Asyura boleh dan sah dilakukan hanya di tanggal 10 Muharram saja, meskipun tanpa didahului dengan puasa di hari Tasu’a, dan hari-hari sebelumnya. "Puasa Asyura kedudukannya adalah sunnah, maka sendiri saja ini adalah sunnah, bukan makruh, karena tidak ada larangan, yang ada adalah pahala bagi yang berpuasa Asyura," kata Buya Yahya dalam kanal YouTube pribadinya, dikutip Jumat 5/8/2022. Namun, jika ingin puasanya sempurna dan tidak menyerupai orang Yahudi, maka kerjakan puasa Tasu'a pada tanggal 9 Muharram. Hal tersebut karena umat Yahudi juga sering berpuasa pada 10 Muharram. "Nabi pernah berkeinginan untuk berpuasa tanggal 9. Maka ulama mengatakan, sunnah memberikan muqoddimah tanggal 9 untuk kesempurnaan tanggal 10." "Puasa tanggal 10 Anda akan mendapat pahala Asyura, yang 9 nya pahala untuk berbeda dengan Yahudi, dan yang 11 nya adalah untuk menyempurnakan agar termasuk golongan orang yang berpuasa sebulan 3 hari," jelasnya. Dikutip dari dalil keutamaan puasa Tasua dan Asyura adalah sebagai berikut عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Niat Puasa Asyura, Dasar Hukum dan Ketentuan PelaksanaannyaBolehkah Berpuasa Asyura Tanpa Melaksanakan Puasa Tasu’a Sehari Sebelumnya? Begini Jawaban UlamaNiat Puasa Asyura, Dasar Hukum dan Ketentuan PelaksanaannyaNiat Puasa Asyura di Pagi Hari, Bagaimana Hukumnya?Ustadz Abdul Somad atau UAS soal Hukum Puasa Sunnah Tasua dan Asyura bila Lupa Sahur Karena Bangun KesianganBolehkah Berpuasa Asyura Tanpa Melaksanakan Puasa Tasu’a Sehari Sebelumnya? Begini Jawaban UlamaBarang Siapa Yang Pada Pagi Hari Sudah Sarapan Kemudian Baru Mengetahui Bahwa Pada Hari Tersebut Adalah Asyura’ 10 Muharram, Maka Apa Yang Seharusnya Ia Lakukan ?Niat Puasa Asyura, Tata Cara, Keutamaan, dan WaktunyaHukum Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua, Sah atau Tidak Puasanya? Lengkap Niat Puasa Asyura dan TasuaBolehkah Puasa Sunnah Tanpa Sahur?Niat Puasa Asyura di Pagi Hari, Bagaimana Hukumnya? Namun, tidak sedikit ada yang bertanya terkait hukum berpuasa tanpa melakukan sahur sebelumnya. Artinya jika ada makanan yang dimakan pada waktu sebelum maghrib atau persis setelah isya, itu disebut dengan makan malam biasa. Melansir dari buku Bekal Ramadhan karya Ahmad Zarkasih, Lc, puasa Asyura tetap sah apabila seseorang tidak sempat makan sahur terlebih dahulu. Mendukung hal itu, keterangan dari empat Mazhab Asy-Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hambali semuanya sepakat menyebut bahwa sahur tidak termasuk dalam syarat sah puasa. Namun, menurut Mazhab Maliki, makan sahur cukup dapat mewakili niat puasa secara hukum. Dalam arti, seseorang sudah dipastikan berniat untuk puasa meskipun tidak membaca niat ketika sedang sahur. Makan sahur dianjurkan semata-mata untuk memberi kekuatan fisik dan mendekatkan diri pada Allah bagi yang berpuasa. Dalil lainnya yang menyebut keberkahan sahur dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Niat Puasa Asyura, Dasar Hukum dan Ketentuan Pelaksanaannya Puasa Asyura merupakan salah satu amalan khusus pada bulan Muharram yang sangat dianjurkan. Niat puasa Asyura penting diketahui agar umat muslim yang melaksanakannya dapat memperoleh pahalanya. Niat puasa Asyura bisa dilafalkan secara lisan, maupun diucapkan dalam hati. Dasar hukum mengenai pelaksanaan puasa Asyura dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut Dalam melaksanakan puasa Asyura, umat muslim perlu mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. Sebelum melaksanakan puasa Asyura, hendaknya seorang muslim mengucapkan niat, baik dilafalkan secara lisan, maupun diucapkan dalam hati. Hendaknya niat puasa Asyura dibaca pada malam hari, hingga sebelum waktu imsak. Oleh sebab itu, sudah seharusnya muslim mampu menahan diri selama melaksanakan puasa Asyura. Hal terakhir yang perlu dilakukan ketika melakukan puasa Asyura adalah menyegerakan berbuka. Anjuran untuk menyegerakan berbuka ketika puasa disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari seperti berikut ini Bolehkah Berpuasa Asyura Tanpa Melaksanakan Puasa Tasu’a Sehari Sebelumnya? Begini Jawaban Ulama JAKARTA, – Bolehkah jika hanya melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, tanpa berpuasa Tasu’a sehari sebelumnya? Ustaz Alhafiz Kurniawan dari Lembaga Bahtsul Masail PBNU menjelaskan, menurut kitab “Al-umm” karya Imam Syafii, melaksanakan puasa Asyura tanpa terlebih dahulu berpuasa yang lain, tetap diperbolehkan. Ustaz Alhafiz yang juga penyuluh agama Islam di KUA Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menjelaskan tentang muasal puasa Asyura. “Keterangan ini bukan berarti menyamakan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura sama dengan kaum Yahudi,” kata dosen agama Islam di Universitas Indonesia UI Depok itu. Ada juga hadis lain yang menjelaskan tentang puasa Asyura dan Tasua di bulan Muharram. Baca Juga Sederet Peristiwa Bersejarah Islam di Bulan Muharram, Ada Nabi Yunus Keluar dari Perut Ikan Paus Niat Puasa Asyura, Dasar Hukum dan Ketentuan Pelaksanaannya Puasa Asyura merupakan salah satu amalan khusus pada bulan Muharram yang sangat dianjurkan. Niat puasa Asyura penting diketahui agar umat muslim yang melaksanakannya dapat memperoleh pahalanya. Niat puasa Asyura bisa dilafalkan secara lisan, maupun diucapkan dalam hati. Dasar hukum mengenai pelaksanaan puasa Asyura dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut Dalam melaksanakan puasa Asyura, umat muslim perlu mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. Sebelum melaksanakan puasa Asyura, hendaknya seorang muslim mengucapkan niat, baik dilafalkan secara lisan, maupun diucapkan dalam hati. Hendaknya niat puasa Asyura dibaca pada malam hari, hingga sebelum waktu imsak. Oleh sebab itu, sudah seharusnya muslim mampu menahan diri selama melaksanakan puasa Asyura. Hal terakhir yang perlu dilakukan ketika melakukan puasa Asyura adalah menyegerakan berbuka. Anjuran untuk menyegerakan berbuka ketika puasa disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari seperti berikut ini Niat Puasa Asyura di Pagi Hari, Bagaimana Hukumnya? Bulan Muharram adalah salah satu bulan mulia yang dianjurkan untuk diisi dengan berbagai kegiatan positif, menyantuni anak yatim, memperbanyak ibadah seperti puasa sunnah tasu’a dan asyura. Keistimewaan puasa di bulan Muharram terekam dalam salah satu hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Artinya Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, Nabi Muhammad pernah menemuiku pada suatu hari lantas, beliau berkata Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?, Kami pun menjawab Tidak ada. Lantas beliau bersabda Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa. Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Sahih Muslim hadits ini adalah dalil bagi mayoritas ulama bahwa boleh niat puasa sunnah di siang hari selama belum waktu zawal matahari bergeser ke barat. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya. Artinya Aku berniat puasa sunah Tasua esok hari karena Allah SWT. Artinya Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT. Dengan demikian, siapa saja yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan puasa sunnah tasu’a atau asyura, maka diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah dengan catatan selama belum makan minum dan matahari belum tergelincir. Ustadz Abdul Somad atau UAS soal Hukum Puasa Sunnah Tasua dan Asyura bila Lupa Sahur Karena Bangun Kesiangan Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad UAS apabila kita lupa sahur saat bangun kesiangan, pada rangkuman artikel ini. Bolehkah Berpuasa Asyura Tanpa Melaksanakan Puasa Tasu’a Sehari Sebelumnya? Begini Jawaban Ulama JAKARTA, – Bolehkah jika hanya melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, tanpa berpuasa Tasu’a sehari sebelumnya? Ustaz Alhafiz Kurniawan dari Lembaga Bahtsul Masail PBNU menjelaskan, menurut kitab “Al-umm” karya Imam Syafii, melaksanakan puasa Asyura tanpa terlebih dahulu berpuasa yang lain, tetap diperbolehkan. Ustaz Alhafiz yang juga penyuluh agama Islam di KUA Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menjelaskan tentang muasal puasa Asyura. “Keterangan ini bukan berarti menyamakan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura sama dengan kaum Yahudi,” kata dosen agama Islam di Universitas Indonesia UI Depok itu. Ada juga hadis lain yang menjelaskan tentang puasa Asyura dan Tasua di bulan Muharram. Baca Juga Sederet Peristiwa Bersejarah Islam di Bulan Muharram, Ada Nabi Yunus Keluar dari Perut Ikan Paus Barang Siapa Yang Pada Pagi Hari Sudah Sarapan Kemudian Baru Mengetahui Bahwa Pada Hari Tersebut Adalah Asyura’ 10 Muharram, Maka Apa Yang Seharusnya Ia Lakukan ? “Jika hal tersebut ditetapkan puasa sunnah dengan niat pada siang hari, maka yang menjadi syaratnya adalah agar tidak makan sebelum berniat dan tidak mengerjakan hal yang membatalkan puasa, jika telah mengerjakan hal-hal yang membatalkan maka tidak sah puasanya, tanpa ada perbedaan dalam masalah ini sepengetahuan kami”. “Dapat disimpulkan dari banyak hadits bahwa dahulu puasa Asyura’ hukumnya wajib; karena adanya perintah untuk berpuasa, lalu dikuatkan perintahnya, kemudian ditambahkan lagi penguat pada ajakan berpuasa secara umum, kemudian ditambah lagi dengan adanya perintah bagi siapa saja yang sudah makan agar tetap menahan, kemudian ada perintah lagi kepada para ibu agar tidak menyusui anak-anak pada hari itu. “Barang siapa yang pada pagi harinya berpuasa maka sempurnakanlah puasanya, dan barang siapa yang tidak berpuasa maka sempurnakanlah puasanya pada sisa harinya”. “Hal ini sama kedudukannya dengan orang yang baru saja dapat kabar kepastian berpuasa, dan pada hari itu ditetapkan Ramadhan, maka dia wajib untuk menahan, baik sudah makan atau belum makan”. Syeikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang seseorang yang tidak ingat dengan Asyura’ kecuali pada tengah hari, apakah boleh tetap menahan pada sisa harinya, padahal dia juga sudah sarapan ? Puasa sunnah itu akan sah mulainya di tengah hari bagi siapa saja yang belum sarapan sebelumnya. Adapun bagi mereka yang sudah sarapan sebelumnya maka tidak sah niat puasanya dengan menahan pada sisa harinya, dan karenanya upaya menahan tersebut tidak bermanfaat apa-apa kalau dia sudah makan dan minum atau perbuatan lainnya yang membatalkan puasa sebelumnya”. Niat Puasa Asyura, Tata Cara, Keutamaan, dan Waktunya Puasa Asyura adalah amalan khusus di bulan Muharram yang keutamaannya luar biasa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam senantiasa mengutamakan puasa ini, bahkan perhatian beliau lebih besar daripada puasa-puasa sunnah lainnya. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan orang agar berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia adalah suatu hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Maka belum lagi datang tahun berikutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat.” HR. Niat puasa asyura sebaiknya pada malam hari, sebelum terbitnya fajar. Namun karena ini adalah puasa sunnah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apa pun yang membatalkan puasa. Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung.” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut. Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa yang akan mendapat pahala dan keberkahan. Namun jika kita tidak mengerjakannya, misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah. Yaitu menahan diri dari makan, minum, berhubungan dengan istri dan segala hal yang membatalkan puasa. Buka puasa ini waktunya ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu sholat Maghrib. Di dalam hadits, tidak ada bagaimana lafal niat puasa asyura. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa melafalkannya. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Untuk tahun 1444 hijriyah ini, ia jatuh pada hari Ahad, tanggal 7 Agustus 2022. Berikut ini tiga keutamaan puasa asyura berdasarkan hadits-hadits shahih. Puasa asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” HR. Dengan tiga keutamaan yang luar biasa ini, sudah sepatutnya kaum muslimin lebih termotivasi untuk melaksanakannya. Dan semoga mendapat seluruh keutamaannya terutama ampunan atas dosa setahun sebelumnya. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, jika seseorang berpuasa Asyura tanpa Tasu’a, disunnahkan baginya –menurut mazhab Syafi’i- berpuasa pula pada tanggal 11 Muharram. Demikian pembahasan Puasa Asyura mulai dari pengertian dan hukum, waktu, niat, hingga keutamaannya. Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua, Sah atau Tidak Puasanya? Lengkap Niat Puasa Asyura dan Tasua Memasuki Tahun Baru Islam 1 Murharram 1442 H yang telah jatuh pada Kamis, 20 Agustus 2020 lalu, umat muslim memang dianjurkan melaksanakan amalan-amalan soleh menyambut datangnya bulan Muharram. • Doa Niat Puasa Tasua & Asyura 28-29 Agustus 2020 Sahur Jam Berapa Batasnya, Azan Subuh atau Imsak? Menurut Wakil Sekretaris PWNU DIY, Ustaz Muhajir, diperbolehkan berpuasa Asyura tanpa melaksanakan puasa Tasu’a. Dan, Rasullullah SAW pun belum pernah melaksanakan puasa Tasu’a,” jelasnya kepada pada Rabu 12/08/2020. Mengenai hukum kesunnahan sahur ini, Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in mengatakan sebagai berikut; وسن لصائم رمضان وغيره تسحر وتأخيره ما لم يقع في شك وكونه على تمر لخبر فهويحصل ولو بجرعة ماء ويدخل وقته بنصف الليل Di antaranya adalah hadis riwayat Imam Bukhari dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda; Juga berdasarkan hadis riwayat Imam Ahmad dari Said Al-Khudri, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda; Niat Puasa Asyura di Pagi Hari, Bagaimana Hukumnya? Bulan Muharram adalah salah satu bulan mulia yang dianjurkan untuk diisi dengan berbagai kegiatan positif, menyantuni anak yatim, memperbanyak ibadah seperti puasa sunnah tasu’a dan asyura. Keistimewaan puasa di bulan Muharram terekam dalam salah satu hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Artinya Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, Nabi Muhammad pernah menemuiku pada suatu hari lantas, beliau berkata Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?, Kami pun menjawab Tidak ada. Lantas beliau bersabda Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa. Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Sahih Muslim hadits ini adalah dalil bagi mayoritas ulama bahwa boleh niat puasa sunnah di siang hari selama belum waktu zawal matahari bergeser ke barat. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya. Artinya Aku berniat puasa sunah Tasua esok hari karena Allah SWT. Artinya Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT. Dengan demikian, siapa saja yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan puasa sunnah tasu’a atau asyura, maka diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah dengan catatan selama belum makan minum dan matahari belum tergelincir.
apakah boleh puasa asyura tanpa puasa tasua